Desain Interior: Pengertian, Sejarah, Tujuan, Hingga Ruang Lingkup

Desain Interior

Desain interior merupakan salah satu bidang seni rupa dan desain yang berfokus pada perancangan ruang dan elemen-elemennya di dalam sebuah bangunan. Walaupun seringkali disamakan dengan dekorator interior, sebenarnya desain interior melibatkan lebih dari sekedar memilih dan mencocokkan dekorasi.

Dalam bidang studi ini, desainer interior bertanggung jawab untuk merancang dan mengembangkan konsep ruang yang meliputi penataan furnitur, pencahayaan, tekstur, warna, serta bahan-bahan yang akan digunakan. Mereka juga harus memperhitungkan aspek fungsionalitas dan keselamatan dari ruang yang mereka rancang.

Selain itu, desainer interior juga harus mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan klien serta karakteristik ruang yang akan dirancang. Hal ini meliputi pemilihan tema, gaya, dan nuansa yang sesuai dengan tujuan dan identitas klien, serta kecocokan dengan lingkungan sekitarnya.

Proses desain interior melibatkan berbagai tahapan, mulai dari pengumpulan informasi, analisis kebutuhan, pembuatan konsep dan sketsa awal, hingga pembuatan gambar kerja dan spesifikasi material. Selain itu, desainer interior juga harus bekerja sama dengan arsitek, kontraktor, dan pihak lain yang terkait dalam pembangunan atau renovasi suatu bangunan.

Dalam melakukan tugasnya, desainer interior juga harus terus mengikuti perkembangan tren dan teknologi terbaru dalam industri desain interior. Mereka juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk dapat berinteraksi dengan klien dan pihak-pihak terkait lainnya.

Dengan begitu banyak aspek yang terlibat dalam desain interior, maka tidaklah mengherankan jika bidang studi ini memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan ruang yang indah, fungsional, dan aman bagi penghuninya.

Pengertian Desain Interior

Desain interior meliputi tahapan penyusunan dan penciptaan elemen-elemen interior dengan tujuan mencapai keseimbangan yang saling berkaitan dalam aspek estetis, keamanan, dan kenyamanan ruangan. Definisi ini didukung oleh pandangan Suptandar (1995, halaman 11) yang menyatakan bahwa desain interior merupakan ilmu atau metode pengaturan ruangan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan spiritual serta memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penghuninya, tanpa mengesampingkan faktor estetika.

Pengertian Desain Interior Berdasarkan Makna Kata

Untuk memperjelas pengertian desain interior, kita dapat mengacu pada makna leksikal atau arti dari masing-masing kata pembentuk frasa tersebut, yaitu “desain” dan “interior”. Desain merujuk pada proses perencanaan atau penciptaan sesuatu dengan tujuan tertentu, sedangkan interior mengacu pada bagian dalam suatu ruangan atau bangunan. Jadi, secara umum, desain interior merujuk pada proses perencanaan atau penciptaan kesatuan elemen-elemen interior dalam suatu ruangan atau bangunan dengan tujuan mencapai keseimbangan dan kenyamanan bagi penghuninya, serta memperhatikan faktor estetika.

Pengertian Desain

Desain interior terbentuk dari kata “desain” dan “interior”. Menurut KBBI, desain merujuk pada “kerangka bentuk; rancangan”, namun arti dari kata tersebut lebih kompleks daripada definisi tersebut.

Desain berasal dari bahasa Inggris “design”. Kamus Oxford mendefinisikan design sebagai “rencana atau gambar yang dibuat untuk menunjukkan tampilan dan fungsi dari bangunan, pakaian, atau objek lain sebelum benar-benar dibuat”.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa desain merupakan proses merancang sesuatu sebelum dibuat agar berfungsi dengan baik dan memiliki penampilan yang menarik. Dalam konteks desain interior, hal ini merujuk pada proses perencanaan dan pembuatan kesatuan elemen-elemen interior dalam suatu ruangan atau bangunan dengan tujuan mencapai keseimbangan, kenyamanan, dan faktor estetika yang diperhatikan sejak awal.

Pengertian Interior

Menurut KBBI, interior merujuk pada bagian dalam gedung (ruangan, dll.) atau tatanan perabot dan hiasan di dalam ruangan dalam gedung. Oleh karena itu, konsep interior sudah cukup jelas.

Dari makna kata-katanya, dapat disimpulkan bahwa desain interior adalah proses perancangan bagian dalam suatu gedung sebelum pembuatan fisiknya, dengan tujuan memastikan bahwa bagian dalam gedung tersebut berfungsi dengan baik dan memiliki tampilan yang menarik. Hal ini melibatkan perencanaan dan pengaturan elemen-elemen interior seperti tata letak, warna, material, pencahayaan, dan dekorasi untuk menciptakan suasana yang harmonis, aman, dan nyaman bagi penghuninya.

Pengertian Desain Interior Menurut Para Ahli

Untuk memperjelas pengertian desain interior yang sudah dijelaskan sebelumnya, kita dapat memperhatikan beberapa pendapat para ahli di bidang ini.

Berikut adalah beberapa definisi dari para ahli mengenai desain interior.

D.K. Ching

Desain interior melibatkan perencanaan, pengaturan, dan pembuatan rancangan tata letak, serta desain elemen-elemen interior di dalam suatu bangunan. Tujuan utama desain interior adalah untuk memenuhi kebutuhan fungsional ruangan tersebut, seperti untuk tempat bernaung dan berlindung, menentukan serta mengatur aktivitas, serta mengekspresikan ide, tindakan, penampilan, perasaan, dan kepribadian penghuni ruangan tersebut.

Dodsworth

Menurut Dodsworth (2009: 8), desain interior memiliki tujuan untuk menciptakan ruangan yang efektif dan nyaman bagi manusia yang menggunakannya. Hal ini dilakukan agar pengguna ruangan dapat beraktivitas dengan lebih efektif dan merasa nyaman saat berada di dalamnya.

Alexander C

Alexander C berpendapat bahwa desain interior adalah komponen fisik yang tepat dari suatu struktur fisik.

Sejarah Desain Interior

Seperti seni rupa, sejarah desain interior juga sangat bergantung pada peninggalan artefak yang berhubungan dengan desain interior. Artefak-artefak tersebut dapat memberikan gambaran mengenai pola perkembangan desain interior dari setiap kebudayaan yang berbeda-beda. Gaya furnitur dan hiasan ruang yang dikembangkan oleh setiap peradaban dipengaruhi oleh budaya dan ketersediaan bahan di wilayah geografis masing-masing.

Perkembangan Interior di Mesir, Yunani dan Romawi Kuno

Salah satu peradaban tertua yang sudah lama mengenal desain interior adalah peradaban Mesir Kuno. Sejarah perkembangan desain interior dapat dirunut dengan menelusuri perkembangan peradaban Mesir Kuno. Bangsa Mesir Kuno dikenal memiliki ketrampilan kekriyaan yang tinggi sehingga mampu menciptakan berbagai produk seni yang estetis walaupun dengan peralatan yang terbatas.

Salah satu penemuan berharga yang ditemukan oleh masyarakat Mesir Kuno adalah seni inlay pada furnitur, yang bahkan hingga saat ini masih digunakan. Mesir juga terkenal sebagai penenun dan pembuat furnitur yang hebat, yang telah menggunakan berbagai jenis sambungan konstruksi seperti konstruksi dovetail, mortise, dan tenon hingga saat ini masih digunakan (Aronson, 1965: 312).

Selain Mesir, beberapa kebudayaan kuno lain yang memberikan pengaruh pada desain interior adalah Yunani Kuno yang fokus pada bangunan kuil dan bangunan publik yang berfungsi religius, serta bangsa Romawi yang dikenal dengan bangunan dan interior yang lebih praktis untuk kebutuhan duniawi.

Perkembangan Interior Zaman Renaisans

Untuk menghindari plagiarisme, saya menulis ulang artikel tersebut dengan kalimat yang berbeda namun tetap menjaga makna utamanya. Berikut adalah hasil penulisan ulangnya:

Sejarah desain interior menunjukkan perkembangan signifikan pada masa Renaisans di Italia, di mana seni mencapai puncak kejayaannya. Pada masa ini, kaum bangsawan dan orang berpengaruh dengan kekayaan mereka mendukung perkembangan seni (Wealle, 1982: 215).

Axel von Saldem (1987) menemukan bahwa pada akhir abad ke-16 di Italia, terdapat kata “designo esterno” yang berarti “karya yang sudah terlaksana”. Hal ini menunjukkan bahwa desain interior dan dekorasi interior mulai memiliki peran khusus pada saat itu, dan diyakini bahwa sejarah desain interior dimulai dari masa tersebut.

Elemen elemen desain interior

Untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik, penting untuk mengetahui unsur-unsur dasar yang membentuk desain interior. Mengetahui unsur-unsur tersebut adalah hal penting untuk merancang dan membuat desain interior yang baik.

Desain interior merupakan cabang dari seni rupa dan memiliki elemen-elemen serupa seperti seni rupa pada umumnya, yaitu garis, titik, bidang, tekstur, warna, dan ruang. Namun, desain interior memiliki elemen unik yang perlu diperhatikan ketika merancangnya. Berikut adalah beberapa elemen unik dari desain interior yang perlu diperhatikan:

1. Lantai

Lantai merupakan batas bawah dari sebuah ruang interior. Lantai memiliki bentangan horizontal yang dapat diaplikasikan dengan berbagai treatment, mulai dari jenis material, perbedaan ketinggian lantai, hingga pengaplikasian bentuk.

2. Dinding

Dinding memiliki bentangan vertikal dan merupakan elemen interior yang menyekat ruang. Dinding dapat diaplikasikan dengan berbagai jenis material finishing, material pembentuk, pencahayaan, dan sebagainya.

3. Langit-Langit / Ceiling

Langit-langit merupakan elemen interior yang terletak di bagian atas ruang interior dan memiliki bentangan horizontal. Meskipun seringkali tidak begitu diperhatikan, namun dengan perancangan yang menarik, langit-langit dapat menghasilkan efek yang lebih baik. Langit-langit dapat dimodifikasi mulai dari penggunaan jenis material, perbedaan ketinggian, dan bentuk yang beragam.

4. Elemen Estetis

Selain itu, interior juga harus mengandung unsur estetis yang mengacu pada prinsip desain, seperti proporsi, skala ruang, keseimbangan, dan kesatuan ruang. Benda seni yang bernilai estetis dapat diberikan pada interior untuk memperindahnya jika memungkinkan.

5. Elemen Bukaan

Bukaan pada elemen ruang seperti jendela, pintu, dan lubang ventilasi harus dirancang dengan baik untuk menjaga sirkulasi udara yang baik. Hal ini dapat membuat ruangan lebih nyaman dan sehat.

6. Elemen Cahaya

Untuk menciptakan sebuah interior ruang yang baik, pencahayaan yang memadai sangatlah penting. Pencahayaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, terang atau redup, sehingga menciptakan suasana yang diinginkan.

Selain mengetahui elemen dasarnya, memahami prinsip-prinsip dasar dalam membuat unsur interior juga sangatlah penting. Prinsip-prinsip desain interior mengikuti prinsip desain umum seperti kesatuan, keseimbangan, dan kontras. Prinsip-prinsip tersebut dapat dipelajari lebih lanjut pada tautan yang tersedia di bawah ini.

Ruang Lingkup

Dalam pekerjaannya, desainer interior tidak hanya terbatas pada memilih dan mencocokkan furniture dan aksesoris ruangan, seperti halnya dekorator interior. Sebaliknya, mereka memiliki tugas dan jangkauan pekerjaan yang lebih luas dan meliputi berbagai aspek desain interior. Berikut ini adalah beberapa ruang lingkup pekerjaan desainer interior:

  1. Merancang bentuk perabot furniture dengan mempertimbangkan ergonomi, fungsi, gaya, keawetan finishing, dan kestabilan struktural saat digunakan. Desainer juga harus memilih rel laci, engsel, dan handel yang tepat serta menentukan penggunaan bahan dan penempatan dalam ruangan.
  2. Menentukan tipe dan gaya jendela atau penutup lainnya yang tepat berdasarkan pengendalian cahaya dan sinar matahari, privasi, perlengkapan akustik, dan sistem pengontrol.
  3. Memilih bentuk dan metode yang tepat dalam penempatan benda seni atau dekorasi agar tidak jatuh atau melukai seseorang.
  4. Memilih jenis pelapis dinding yang tepat berdasarkan keindahan, keawetan, fungsi akustik, kemudahan pembersihan, dan keamanan dari api. Desainer juga harus memastikan bahwa wall finishes yang digunakan tidak menimbulkan alergi atau beracun.
  5. Memilih jenis tanaman yang sesuai dan memastikan tanaman yang dipilih tidak berbau kuat atau beracun yang dapat membahayakan manusia, terutama anak-anak.
  6. Menggambarkan rencana ruangan dan menunjukkan letak perabot yang sesuai dengan keinginan klien dan persyaratan aksesibilitas ruangan.
  7. Memilih jenis dan bentuk lampu yang sesuai dengan fungsi dan kesan yang diinginkan, serta menunjukkan lokasi penempatan lampu serta pengontrolannya.
  8. Menentukan bahan, bentuk, warna, dan pola lantai yang tepat berdasarkan fungsi dan kesan yang diinginkan. Desainer harus memperhatikan unsur fungsi seperti ketahanan terhadap api, kemampuan meredam suara, dan keamanan agar tidak licin.

Fungsi, tugas, dan tujuan desain interior dapat dijelaskan dengan deduktif melalui poin-poin sebelumnya. Namun, untuk memperluas pemahaman mengenai tujuan desain interior, Wicaksono dan Tisnawati (2014) menjelaskan beberapa tujuan desain interior sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kenyamanan dan fungsionalitas ruangan. Desain interior bertujuan untuk menciptakan ruangan yang nyaman dan berfungsi dengan baik sesuai kebutuhan penghuninya.
  2. Meningkatkan kualitas estetika ruangan. Desain interior juga bertujuan untuk menciptakan ruangan yang indah dan menarik secara visual.
  3. Meningkatkan nilai dan daya tarik properti. Dengan desain interior yang baik, properti seperti rumah atau apartemen dapat meningkatkan nilai jual dan daya tariknya.
  4. Menciptakan lingkungan yang sehat dan aman. Desain interior harus memperhatikan faktor-faktor seperti sirkulasi udara yang baik, penggunaan bahan-bahan yang aman dan ramah lingkungan, dan penerangan yang memadai.
  5. Mengoptimalkan penggunaan ruang. Desain interior harus dapat memaksimalkan penggunaan ruang yang tersedia, baik dari segi fungsionalitas maupun estetika.
  6. Menciptakan identitas ruangan yang unik. Desain interior juga bertujuan untuk menciptakan ruangan yang memiliki identitas unik dan dapat merefleksikan kepribadian atau karakteristik penghuninya.

Dengan memperhatikan tujuan-tujuan tersebut, seorang desainer interior dapat menciptakan ruangan yang indah, nyaman, fungsional, dan bermanfaat bagi penghuninya.

Nah, demikian pembahasan mengenai desain interior beserta elemen-elemennya. Bagaimana? Sekarang Anda sudah sedikit mengerti tentang interior design, bukan? Semoga bermanfaat, ya!

Temukan informasi menarik lainnya hanya di https://labelassociates.com/

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Telegram
Artikel Terkait